Sponsors

Tuesday, February 23, 2016

Keselamatan Kerja Pengelasan

Keselamatan Kerja Pengelasan

Alat Keselamatan Kerja PengelasanDitemukannya logam pertama kali dirasakan sebagai suatu kemajuan teknologi yang sungguh luar biasa tetapi pada pihak lain perkembangan baru ini akan menimbulkan suatu permasalahan baru yaitu bagaimana proses penyambungan dari logam-logam tersebut.
Proses penyambungan logam terdiri dari sambungan baut, sambungan keling, sambungan lipat, sambungan tempa, patri, solder dan sambungan las (pengelasan). Dalam fabrikasi, konstruksi dan industri proses sambungan las merupakan salah satu cara yang paling dominan/ baik apabila dibandingkan dengan cara pengerjaan pemesinan yang lainnya dikarenakan proses ini sangat praktis, murah dan cepat.
Penggunaan las dalam pengerjaan konstruksi semakin luas sehingga kecelakaan yang diakibatkan oleh proses pengerjaan tersebut juga sering banyak terjadi.
Pekerjaan pengelasan merupakan salah satu proses pemesinan yang penuh resiko karena selalu berhubungan dengan api dan bahan-bahan yang mudah terbakar dan meledak terutama sekali pada las gas yaitu gas oksigen dan Asetilin. Kecelakaan yang terjadi sebenarnya dapat dikurangi atau dihindari apabila kita sebagai operator dalam mengoperasikan alat pengelasan dan alat keselamatan kerja dipergunakan dengan baik dan benar, memiliki penguasaan cara-cara pencegahan bahaya akibat proses las.


GAS DALAM ASAP LAS

Menurut (Harsono, 1996)sewaktu proses pengelasan berlangsung terdapat gas-gas yang berbahaya yang perlu diperhatikan , yaitu:
  • Gas Karbon Monoksida (CO)
    Gas ini mempunyai afinitas yang tinggi terhadap haemoglobin (Hb) yang akan menurunkan daya penyerapannya terhadap oksigen.
  • Gas Karbon Dioksida (CO2)
    Gas ini sendiri sebenarnya tidak berbahaya terhadap tubuh tetapi bila konsentrasi CO2 terlalu tinggi dapat membahayakan operator terutama bila ruangan tempat pengelasan tertutup seperti di laboratorium.
  • Gas Nitrogen Monoksida (NO)
    Gas NO yang masuk ke dalam pernafasan tidak merangsang, tetapi akan bereaksi dengan haemoglobin (Hb) seperti halnya gas CO. Tetapi ikatan antara NO dan Hb jauh lebih kuat daripada CO dan Hb maka gas NO tidak mudah lepas dari haemoglobin, bahkan mengikat oksigen yang dibawa oleh haemoglobin. Hal ini menyebabkan kekurangan oksigen yang dapat membahayakan sistem syaraf.
  • Gas Nitrogen Nioksida (NO2)
    Gas ini akan memberikan rangsangan yang kuat terhadap mata dan lapisan pernafasan, bereaksi dengan haemoglobine (Hb) yang dapat menyebabkan sakit mata dan batuk–batuk pada operator. Keracunan gas ini apabila dipakai untuk jangka waktu yang lama akan berakibat operator menderita penyakit TBC atau paru–paru.
  • Gas-gas beracun yang terbentuk karena penguraian dari bahan pembersih dan pelindung terhadap karat.

PENCEGAHAN BAHAYA

Pada proses pengelasan operator harus benar-benar mengetahui dan memahami bahaya-bahaya yang muncul selama proses pengelasan ini berlangsung. Menurut Harsono, 1996,beberapa macam bahaya pengelasan yang mungkin saja timbul sewaktu proses berlangsung, meliputi:
Bahaya Ledakan
Bahaya ledakan yang sering terjadi pada proses pengelasan produk yang berbentuk tangki atau bejana bekas tempat penyimpanan bahan-bahan yang mudah menyala atau terbakar . Pada proses pengelasan/ pemotongan ini diperlukan beberapa hal persiapan pendahuluan untuk menghindari bahaya ledakan, seperti:
  • Pembersihan bejana atau tangki
    Sebelum proses pengelasan berlangsung maka bejana atau tangki perlu dibersihakan dengan:
    • Air untuk bahan yang mudah larut
    • Uap untuk bahan yang ,mudah menguap
    • Soda kostik untuk membersihkan minyak, gemuk atau pelumas
  • Pengisian bejana atau tangki
    Setelah proses pembersihan selesai isilah tangki atau bejana dengan air sedikit di bawah bagian yang akan dilas/dipotong.
  • Kondisi tangki sewaktu proses pengelasan
    Selama proses pengelasan berlangsung kondisi tangki atau bejana harus dalam keadaan terbuka agar gas yang menguap karena pada proses pemanasan gas dapat keluar.
  • Penggunaan gas lain
    Apabila dalam proses pengisian tangki atau bejana dengan air mengalami kesulitan maka sebagai gantinya dapat digunakan gas CO2 atau gas N2 dengan konsentrasi minimum 50 % dalam udara.

Bahaya Jatuh
Untuk pengerjaan konstruksi bejana, tangki pertamina atau konstruksi bangunan lainnya yang membutuhkan tempat yang tinggi, bahaya yang mungkin dapat terjadi adalah bahaya jatuh atau kejatuhan yang berakibat fatal. Beberapa langkah yang perlu diambil oleh operator untuk menghindari bahaya ini:
  • Menggunakan tali pengaman
  • Menggunakan topi pengaman untuk mencegah terjadinya kejatuhan benda – benda atau kena panas matahari

Bahaya Kebakaran
Proses pengelasan selalu berhubungan dengan api sehingga bahaya kebakaran sangat mungkin terjadi mengingat proses ini sangat berhubungan erat dengan api dan gas yang mudah terbakar, untuk itu operator perlu sekali mengambil langkah-langkah pengamanan seperti:
  • Ruangan atau areal pengelasan harus bebas dari kain, kertas, kayu, bensin, solar, minyak atau bahan-bahan lain yang mudah terbakar atau meledakharus ditempatkan di tempat khusu yang tidak akan terkena percikan las
  • Jauhkan tabung-tabung dan generator dari percikan api las, api gerinda atau panas matahari
  • Perbaikan pada sambungan-sambungan pipa atau selang-selang terutama saluran Asetilen
  • Penyediaan alat pemadam kebakaran di tempat yang mudah dijangkau seperti bak air, pasir, hidrant
  • Kabel yang ada didekat tempat pengelasan diisolasi dari karet ban

Bahaya Percikan Api / Panas
Bahaya dari percikan api atau panas akan berakibat bahaya kebakaran seperti yang diuraikan diatas , tetapi bahaya lainnya adalah pada operator las sendiri yang terkena luka bakar atau sakit mata. Untuk itu operator selalu dianjurkan menggunakan alat-alat pelindung seperti:
  • sarung tangan
  • apron
  • sepatu tahan api
  • kaca mata las
  • topeng las

Bahaya Gas dalam Asap Las
Pencegahan atau tindakan yang harus diambil oleh operator untuk menghindari bahaya gas dalam asap las adalah:
  • Pekerjaan las harus dikerjakan dalam ruang terbuka atau ruang yang berventilasi agar gas dan debu yang terbentuk segera terbuang
  • Apabila ventilasi masih belum cukup memadai maka sebaiknya memakai masker hidung
  • Untuk pengerjaan pengelasan dalam tangki perlu tindakan di bawah ini:
  1. Menggunakan penghisap gas/ debu
  2. Dibutuhkan seorang rekan operator di luar tangki atau bejana yang selalu siaga apabila terjadi bahaya
  3. Voltage lampu penerangan maksimum 12 volt


ALAT KESELAMATAN KERJA

Alat-alat keselamatan kerja saat menggunakan las listrik antara lain:
Helm/topeng Las
Helm/ topeng las melindungi mata dari pancaran busur listrik berupa sinar ultra violet dan infra merah yang menyala terang dan kuat. Sinar las ini tidak boleh dilihat secara langsung dengan mata telanjang sampai jarak 15 meter. Selain itu bentuk helm/topeng las yang menutup muka berguna melindungi kulit muka dari percikkan api busur listrik dan asap gas dari proses peleburan elektroda pada las listrik.

Alat keselamatan kerja ini memiliki 3 lapisan kaca, yang terdiri dari satu kaca las khusus yang diapit oleh 2 kaca bening.  kaca bening berfungsi melindungi kaca khusus tersebut agar tidak mudah rusak dan pecah.

Kaca las memiliki klasifikasi berbeda berdasarkan besar arus listrik yang dapat diatur pada mesin lasnya, sbb:
  • Kaca las no.6 dipakai untuk las titik (tack weld)
  • Kaca las no.6 dan no. 7 dipakai untuk pengelasan dengan arus sebesar 30 Ampere
  • Kaca las no.8 dipakai untuk pengelasan dengan arus sebesar 30 Ampere – 75 Ampere
  • Kaca las no.10 dipakai untuk pengelasan dengan arus sebesar 75 ampere – 200 Ampere
  • Kaca las no.12 dipakai untuk pengelasan dengan arus sebesar 200 Ampere – 400 Ampere
  • Kaca las no.14 dipakai untuk pengelasan menggunakan arus sebesar diatas 400 Ampere.
Helm Topeng Las Welding

Pakaian kerja (Apron)
Pakaian kerja berguna melindungi badan dari percikan bunga api. Apron terbuat dari bahan yang tidak mudah terbakar . Apron terdiri dari apron lengan dan apron dada.
pakaian las Apron

Sarung Tangan (Welding Gloves)
Sarung tangan terbuat dari kulit atau asbes lunak sehingga tidak menghalangi pergerakkan jari-jari tangan saat memegang penjepit elektroda atau peralatan lainnya. Sepasang sarung tangan harus selalu dipakai agar tangan tidak tidak terkena percikkan bunga api atau benda panas yang dilas.
sarung tangan las welding

Sepatu Las
Karakteristik sepatu las sangat berbeda dengan sepatu biasa pada umumnya. Sepatu las yang baik adalah yang terbuat dari bahan kulit dan diujungnya terdapat besi plat pelindung. Ini berguna untuk melindungi kaki dari kejatuhan benda kerja yang biasanya besi keras, berat, dan mungkin tajam.
sepatu pelindung las welding

Masker
Berguna untuk menutup mulut dan hidung dari asap yang ditimbilkan oleh mencairnya fluks pada elektroda.
 Masker Respiratory Las Welding

Alat keselamatan kerja las listrik hanyalah salah satu bagian dari sistem keamanan dan keselamatan kerja. Pemahaman terhadap resiko pekerjaan las listrik dan kesadaran dalam mematuhi prosedur kerjanya akan sangat membantu kelancaran dan keberhasilan pekerjaan.

0 komentar:

Post a Comment